Bisikan Lembut Untuk Para Wanita

Bisikan Lembut Untuk Para Wanita

Bisikan Lembut Untuk Para Wanita

Berhati-hatilah, jangan sampai engkau melakukan persaingan-persaingan terselubung, atau apa pun istilahnya, dengan saudari-saudarimu yang lain. Mungkin dalam hal mengoleksi barang-barang mewah maupun banyaknya anggaran belanja. Sebab, engkau adalah teladan bagi yang lain. Berhati-hatilah, jangan sampai teladan itu jatuh di hadapan manusia, sehingga engkau menjadi penyebab menjauhnya manusia dari agama Allah dan tidak mau berpegang teguh kepadanya.

Orang-orang ketika menyaksikan ada wanita juru mimbar yang fasih berbicara, atau sebagai dai yang ulet, atau ia adalah orang yang tekun menghafal Al-Quran dan mencari ilmu syar’i, tapi di saat yang sama ia adalah wanita paling tamak dalam urusan dunia, tentu mereka akan timpang dalam memberikan neraca-neraca penilaian terhadap sesuatu dan mereka pasti akan menjauh dari jalan yang benar untuk tetap beristiqamah di atas agama. 

Sungguh, seorang Wanita muslimah yang berperan sebagai dai jauh lebih banyak berbuat untuk dakwahnya dengan tingkah lakunya daripada dengan ucapan, petuah dan pelajaran yang ia sampaikan di masjid. Sebab manusia itu selalu memandang sosok para dai sebagai contoh hidup bagi dakwah itu sendiri. Mereka lebih terkesan dengan tingkah laku nyata para dai melebihi terkesannya mereka dengan kata-kata, khotbah atau majelis-majelis yang mereka adakan.

Karenanya, muslimah harus hati-hati, jangan sampai perbuatan- nya menyelisihi perkataannya. Sebab jiwa itu dikodratkan untuk tidak mengambil faedah dari perkataan orang yang tidak mengamalkan ilmunya, yang Perbuatannya tidak sesuai dengan perkataannya. Oleh karena itu, Syu’aib mengatakan kepada kaumnya:  

Aku tidak ingin menyelisihi kalian dalam urusan yang aku larang bagi kalian..” (Húd [11]: 88)

Sungguh, ketika wanita shalihah melaksanakan perintah Allah SWT, dan menjauhi larangan-Nya, maka ia telah menjadi salah satu bagian dari Islam. Manusia akan melihat keindahan, keagungan dan kebaikan Islam dari dirinya, dalam perbuatan dan pergaulannya.

Sebagian dai mengatakan, “Kalau sikap komitmen dan istiqamah tertanam dalam diri seseorang, pasti ia cukup menjadi dai dengan perbuatannya, meskipun ia dalam berdakwah tidak berbicara dengan kata-kata.”

Sungguh, perhatian masyarakat kepada tokoh teladan sangat besar. Oleh karena itu, muslimah yang istiqamah dengan agamanya harus benar-benar memperhatikan urusan yang satu ini. Sebab. Ia seorang sosok teladan bagi para pengikut yang berada di sekelilingnya Perbuatannya harus lebih mencerminkan akidah dan keistiqamahan di atas agama daripada perkataannya. Sebab perbuatan itu lebih berpengaruh daripada kata-kata.

Oleh karena itu, ketika seorang imam dari Mesir, Laits bin Sa’d, berkeinginan melakukan perbuatan yang dapat menghilangkan semangat, maka seorang imam dari Madinah, Yahya bin Sa’id Al-Anshari, mengatakan kepadanya, Jangan lakukan itu, sebab engkau adalah orang yang dipandang”

Seorang muslimah yang keistigamahan dan dakwahnya tulus, maka kewibawaan imannya akan terus membesar dan meningkal bersama rasa takutnya kepada Allah SWT. Imam Syafili as berkata, “Siapa yang menasihati saudaranya dengan perbuatannya, maka ia seorang pemberi petunjuk.

Coba renungkan, betapa penting dan mendesaknya urusan keteladanan ini. Aku bersumpah, betapa banyak orang fakih mengatakan kepada manusia, ini haram! Tetapi keharaman semakin terang-terangan dan terbuka, selama ia tidak berbicara kecuali dengan bahasa kitab, tidak pandai menghubungkan antara jiwa dan syaraí. la telah kehilangan kekuatan yang menjadikannya sebagai ruh tempat ruh-ruh yang lain bergantung kepadanya, dan meletakkannya di tengah manusia pada posisi yang menurut mereka seolah baru saja datang dari surga dan kembali ke surga lagi dalam sekejap saja.

Orang fakih yang bergantung dengan harta dan keinginan-keinginan nafsu, tidak punya keinginan selain bertambahnya harta dan syahwat, selalu menginginkan bertambahnya rezeki dan jatah duniawi, maka ia adalah sosok yang rusak dalam benak manusia. Ringkasnya, hanya teladan sajalah ilmu kehidupan itu.

Lihatlah dalam buku “ Panduan Tarbiyah Wanita Shalihah “ karya Isham bin Muhammad asy Syarif

Post Comment