Posisi Bangsa Arab dan Kaumnya [ Sirah 1 ]

arab

Posisi Bangsa Arab dan Kaumnya [ Sirah 1 ]

Posisi Bangsa Arab dan Kaumnya Sebelum Islam

Posisi bangsa Arab – Sirah ini mengarahkan umat menuju kegelapan dan membimbing mereka menuju cahaya, dari ‘ibadah kepada hamba menjadi ‘ibadah kepada Allah. Agar kita dapat memahami perjalanan ini dengan baik, mari kita aktif berfokus pada latar belakang kaum Arab sebelum masa risalah Islam dan dampak yang dihasilkannya.

Posisi Bangsa Arab:

Secara bahasa, “Arab” mengandung arti tanah gersang dan padang pasir tanpa air. Orang telah lama menggunakan istilah ini untuk menjelaskan jazirah Arab sebagai tempat tinggal Bangsa Arab. Jazirah ini terletak di antara Laut Merah, gurun Sinai, Teluk Arab, dan sebagian besar wilayah selatan Iraq. Dengan luas mencapai satu juta mil persegi, Jazirah Arab memiliki peran besar dalam sejarah karena letak geografisnya.

Geografis dan kondisi internal Jazirah Arab menciptakan benteng alam yang kuat, yang menjadi pertahanan terhadap invasi dan penjajahan bangsa asing. Meskipun hidup berdampingan dengan dua kerajaan besar saat itu, kondisi alam Jazirah Arab membuat penduduknya hidup merdeka dalam segala urusan sejak zaman dahulu.

arab

Hubungan Jazirah Arab dengan dunia luar sangat strategis karena posisinya yang menghubungkan berbagai benua dan jalur perdagangan. Pintu masuk ke Afrika berada di barat laut Laut Merah, sedangkan sebelah timur laut menjadi kunci menuju Eropa. Sebelah timur menjadi pintu masuk bagi bangsa-bangsa non-Arab, Timur Tengah, Timur Dekat, dan terus membentang ke India dan Cina.

Ini membuat setiap benua mempertemukan lautnya dengan Jazirah Arab, menjadi pusat pertukaran perdagangan, peradaban, agama, dan seni.

Kaum Arab:

Kaum Arab dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan silsilah keturunan mereka:
1. Arab Bâ-idah: Kaum Arab terdahulu yang sudah punah, seperti ‘Ad, Tsamud, Thasm, Judais, ‘Imlaq, dan lainnya.
2. Arab ‘ÂAribah: Kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya’rib bin Yasyjub bin Qahthan, dikenal sebagai Arab Qahthaniyah.
3. Arab Musta’ribah: Kaum Arab yang berasal dari keturunan Isma’il, disebut juga Arab ‘Adnaniyah.

Kaum Arab ‘ÂAribah berkembang dari Yaman dan terbagi menjadi kabilah-kabilah terkenal seperti Himyar dan Kahlân. Kabilah-kabilah ini memiliki peran besar dalam sejarah Bangsa Arab.

Keturunan Isma’il:

Isma’il, anak Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam dan Hajar, menjadi cikal bakal Arab Musta’ribah. Hajar dan Isma’il ditinggalkan oleh Ibrahim di Makkah, di mana terjadilah keajaiban Zamzam. Isma’il menikah dengan putri Madhdhadh dan memiliki banyak anak, termasuk dua belas anak laki-laki.

Anak-anak Isma’il membentuk dua belas kabilah besar, yang berkembang menjadi dua cabang utama: Qahthaniyah dan ‘Adnaniyah. ‘Adnaniyah melibatkan keturunan Isma’il yang penting dalam sejarah Arab, terutama dalam pembentukan Bangsa Arab di Hijaz.

Keturunan ‘Adnan dan Pembentukan Quraisy:

‘Adnan merupakan salah satu keturunan Isma’il dan nenek moyang yang penting dalam silsilah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Dari keturunan ‘Adnan, berkembanglah suku Quraisy, yang kemudian menjadi pusat perhatian dan pembimbing keagamaan di Makkah.

Quraisy, terbagi menjadi beberapa kabilah, memiliki peran penting dalam sejarah Arab sebelum Islam. Dari keturunan ‘Adnan, lahir lah tokoh-tokoh terkenal seperti Hasyim bin ‘Abdul Muththalib, kakek Nabi Muhammad, yang membawa kemuliaan dan kehormatan bagi keluarga besar ini.

Penting untuk memahami posisi dan sejarah Bangsa Arab sebelum Islam untuk merangkai konteks yang membentuk masyarakat dan kondisi pada saat risalah Nabawiyah muncul. Masyarakat Arab yang hidup merdeka, kondisi geografis Jazirah Arab, dan keluarga besar Nabi Ibrahim dan Isma’il menjadi elemen penting dalam memahami sejarah dan perkembangan Bangsa Arab.

Post Comment