Yuk Intip..! Keunikan Daerah GAYO

Yuk Intip..! Keunikan Daerah GAYO

keunikan daerah gayo

Yuk kita intip keunikan daerah GAYO…! Semoga keunikan ini bisa memberikan motivasi serta inspirasi kepada daerah lain 

Beda daerah berbeda pula keunikannya, begitu juga daerah Gayo dengan letak geografisnya di tengah pegunungan, jauh dari jangkauan masyarakat umumnya, namun daerah ini memberikan nilai tersendiri dalam memajukan provinsi Aceh yang bermartabat. 

  1. Adat istiadat suku gayo

Adat istiadat sebagai salah satu unsur Kebudayaan Gayo Menganut Prinsip Keramat Mupakat, Behu Berdedale ( Kemulian karena Mufakat, Berani Karena Bersama ), Tirus lagu gelas belut lagu umut rempak lagu resi susun lagu belo ( Bersatu Teguh ) Nyawa sara pelok ratep sara anguk (kontak Batin ) atau tekad yang melahirkan kesatuan sikap dan perbuatan, banyak lagi kata – kata pelambang yang mengandung kebersamaan dan kekeluargaan serta keterpaduan. Pemerintah dan ulama saling harga menghargai serta menunjak pelaksanaan agama.

Sistem Nilai Budaya Gayo

Pada masa lalu masyarakat Gayo telah merumuskan prinsip – prinsip adat yang disebut kemalun ni edet. Prinsip adat ini menyangkut “harga diri” (malu) yang harus dijaga, diamalkan, dan dipertahankan oleh kelompok kerabat tertentu, kelompok satu rumah sara (umah), klen (belah), dan kelompok yang lebih besar lagi.

 berikut contoh beberapa suku gayo:

a).Ter mani  (turun mandi)

Salah satu kegiatan adat yang paling dikenal disuku gayo yaitu ter mani (turun mandi) pada acara adat anak yang baru dilahirkan dimandikan oleh tetua kampung dan didoakan (diwasiat) semoga kelak menjadi anak yang berguna bagi keluarga dan masyarakat umum, langkah pertama yang dilakukan biasa membawa anak yang akan dimandikan ke sungai yang ada di dekat pemukiman warga, tetapi resepsi ini sudah mulai pudar dalam masyarakat gayo. satu hal yang paling unik dalam acara ini yaitu pada saat membelah kelapa di dekat kepala sang bayi, kalau misal belahan batoknya bagus menurut kepercayaan tetua kampung dan masyarakat etika anak ini akan baik, dan kemudian kelapa yang sudah dibelah di bagikan kepada orang ikut pada acara turun mandi tersebut.peletakan nama di lakukan setelah acara ini berlangsung.

b). Mungerje (pernikahan)

Adat pernikahan di suku gayo juga unik, ada dua model pernikahan dalam suku gayo yaitu: i angkab, dan i juelen.

i angkap, maksudnya adalah dimana seorang lelaki dijadikan penghidup keluarga wanita, dimana sang lelaki berkewajiban mempertanggung jawab keluarga dari mempelai wanita. biasa sang mempelai lelaki adalah berasal dari keluarga yang mungkin sudah tinggal sendiri (tak ada orang tua lagi),

sedangkan i juelen yaitu seperti pernikahan biasa yang dilakukan masyarakat luas mungkin hampir sama di seluruh indonesia. di mana mempelai wanita ikut suami. pada acara ini ada hal unik yang dilakukan secara bersama sama yaitu melakukan tarian yang diiringi dengan musik yang dilakukan dengan kedua mempelai pengantin.

2.makanan khas suku gayo

Faktor mata pencaharian ini kiranya mempengaruhi keanekaragaman makanan tradisional Gayo, selain faktor potensi alam yang disebutkan di atas.

Setidaknya ada tiga konsep makanan tradisional suku bangsa Gayo.  Pertama, makanan tradisional Gayo memiliki waktu pembuatan yang singkat dikarenakan masyarakat Gayo lebih menghabiskan waktu sepanjang hari beraktivitas di luar rumah. Mereka hanya memiliki waktu yang sedikit dalam mengolah makanan untuk di konsumsi. Oleh karena itu, mereka harus seefisien mungkin memanfaatkan waktu yang ada untuk mengolah makanannya. Kedua, bahan baku yang digunakan tidak banyak.  Berbeda dengan masyarakat Aceh pesisir yang kulinernya menggunakan banyak bahan baku dengan beraneka ragam bumbu, kuliner Gayo hanya memanfaatkan sedikit bahan yang ada di lingkungannya agar waktu yang dihabiskan untuk memasak tidak begitu lama. Ketiga, memiliki rasa yang enak. Dua dasar yang terdapat sebelumnya tidak serta merta membuat makanan Gayo “miskin” akan rasa. Pemanfaatan dan perpaduan bahan makanan yang tepat membuat kuliner tradisional Gayo penuh akan citarasa. Pun begitu, saat momen-momen tertentu, semisal hajatan pernikahan atau turun mandi (sinte murip) maupun hajatan duka kematian (sinte mate) kuliner masyarakat Gayo lebih kaya bahan baku dan lebih banyak ragam.

contoh makanan khas gayo yaitu:

a). Gutel

Gutel adalah salah satu kudapan tradisional dari Tanoh Gayo. Bahan baku pembuatan Gutel antara lain: beras (oros), kelapa (keramil), garam (poa), dan air (wih). Kudapan berbentuk lonjong ini dibuat dengan cara yang sederhana. Gutel dibuat dengan merendam beras, kemudian beras itu ditumbuk sekalian dengan daging kelapa dan garam serta diberikan sedikit air kelapa (bisa juga menggunakan air). Atas alasan praktis, sekarang sudah banyak orang yang menggunakan tepung beras dan kelapa kukur lalu dicampur garam, gula (biasanya gula pasir atau aren) dan air. Setelah semua bahan dicampurkan, adonan kemudian dikepal. Selanjutnya digulung dengan daun pandan sebagai pewangi dan tiap gulungan diisi dengan dua buah gutel. Gutel dikukus sebentar lalu siap disajikan.

Gutel dapat memberikan efek kenyang yang lama. Makanan ini tentu sangat cocok dikonsumsi di wilayah dingin yang membuat orang cepat lapar seperti di dataran tinggi Gayo. Di sana, Gutel digunakan sebagai penganan khas pada saat musim bersawah. Karena makanan tahan lama yang bertahan hingga 1 bulan, siap saji dan mudah dibawa, Gutel kerap sebagai bekal perjalanan jauh ke tengah hutan untuk keperluan membuka lahan perkebunan (muger), berburu (ngaro), mencari kayu candan (cendana), rotan, madu dan hasil hutan lainnya yang butuh waktu hingga beberapa hari. Masyarakat memakan gutel sebagai pengganjal lapar hingga tiba waktunya nanti makan nasi.

b).asam jing

Masam Jing, adalah bahasa Gayo, yang bila diterjemahkan berarti Asam Pedas. Sehingga kuliner ini mempunyai citarasa dasar asam dan pedas, yang berasal dari bahan-bahan alami. Uniknya, masakan gayo umumnya tidak memakai rempah-rempah dan bumbu yang rumit, seperti halnya kuliner di pesisir Aceh. masam jing ini adalah masakan berupa gulai ikan dengan rasa yang khas dan unik, sebab bahan bumbu yang dipakai, jarang ditemukan di daerah lain.

Bahan baku penting dan utama kuliner ini adalah ikan mujair. Ikan ini banyak ditemui hidup bebas dan liar di Danau Laut Tawar, namun dapat juga dipelihara dalam keramba atau kolam. Menariknya, rasa manis dari asam jing justru berasal dari ikan mujair ini, sehingga tidak perlu lagi menambah pemanis buatan.

Bumbu lainnya adalah jeruk sayur. Jeruk ini juga sangat spesial, jarang ditemui di daerah lain. Ukuran dan bentuknya mirip jeruk nipis, tapi tidak memiliki rasa asam yang tajam. Selain itu, cabai, rempah penting untuk menimbulkan rasa pedas. Lalu, tomat ceri, kunyit dan empan, buah ini mirip merica, tapi tidak pedas. Melainkan menimbulkan rasa kebas ringan yang berlangsung sementara di mulut.

Satu lagi bahan penting dan sangat mempengaruhi rasa khas masam jing, yaitu daun gegarang. Daun ini mirip kemangi, tetapi memiliki wangi yang khas dan tiada duanya.

3.Pakaian adat gayo

Pada masa silam orang Gayo pernah mengenal bahasan busana dari kulit kayu nanit, hasil tenunan sendiri dari bahan kapas, dan bahan kain yang didatangkan dari luar daerah Gayo. Periode pemakaian nanit sudah jauh dari ingatan orang sekarang, yang konon dipakai pada masa-masa sulit pada zaman kolonial Belanda atau masa sebelumnya. Kegiatan bertenun pun sudah lama tak tampak dalam kehidupan mereka, kecuali pada masa pendudukan balatentara Jepang di mana kehidupan serba sulit. Busana yang diperkenalkan di sini dibatasi pada busana sub kelompok Gayo Lut yang berdiam di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Uraian tentang busana atau pakaian ini termasuk unsur perhiasan atau assesorisnya yang dikenakan dalam rangka upacara perkawinan, karena di luar upacara itu tidak tampak . adanya ciri busana khas Gayo, lebih-lebih pada zaman masa belakangan ini.Unsur-unsur pakaian pengantin wanita adalah baju, kain sarung pawak, dan ikat pinggang ketawak. Unsur-unsur perhiasan adalah mahkota sunting, sanggul sempol gampang, cemara, lelayang yang menggantung di bawah sanggul, ilung-ilung, anting-anting subang gener clan subang ilang, yang semuanya itu ada di seputar kepala.

Di bagian leher tergantung kalung tangang terbuat dari perak atau uang perak tangang ringit dan tangang birah-mani; clan belgong yang merupakan untaian manik-manik. Kedua lengan sampai ujung jari dihiasi dengan bermacam-macam gelang seperti ikel, gelang iok, gelang puntu, gelang berapit, gelang bulet, gelang beramur, topong, dan beberapa macam cincin sensim belah keramil, sensim genta, sensim patah paku, sensim belilit, sensim keselan, sensim ku I. Bagian pinggang selain ikat pinggang dari kain ketawak, masih ada tali pinggang berupa rantai genit rante; clan di bagian pergelangan kaki ada gelang kaki. Unsur busana lain yang sangat penting adalah upuh ulen-ulen selendang dengan ukuran relatif lebar.Berbagai gaya sulaman pada baju lengan pendek gaya Gayo. Umumnya baju seperti ini dikenakan oleh anak-anak wanita atau pria. Ukiran pada baju adat Gayo dinamakan dengan Kerawang.

4.Alat musik khas gayo

a).canang

Canang merupakan salah satu alat musik tradisional yang banyak dimainkan masyarakat Gayo di Aceh Tengah dan juga Bener Meriah. Keberadaan canang kayu di dataran tinggi Gayo tidak ada yang mengetahui kapan mulai muncul. Ada yang berpendapat bahwa canang merupakan hadiah dari sebuah kerajaan di Jawa pada kerajaan Linge. Ada juga yang berpendapat bahwa canang mulai masuk ketika orang Jawa bermigrasi di Dataran Tinggi Gayo yang membawa alat musiknya. Seperti yang dapat dilihat bersama wujud secara fisik canang ini sama dengan alat musik pukul dari Jawa. Fungsi canang secara umum sebagai pengiring tarian-tarian tradisional serta juga sebagai hiburan bagi anak-anak gadis yang sedang berkumpul. 

Biasanya dimainkan setelah menyelesaikan pekerjaan di sawah ataupun pengisi waktu senggang. Canang khas Aceh Singkil ini sangatlah berbeda. Canang yang terbuat dari kayu cuping-cuping ini biasanya disajikan sewaktu adanya pesta perkawinan serta acara penerimaan tamu terhormat yang berkunjung ke daerah mereka.

Post Comment